Sabtu, 27 April 2013

TULANG

Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot.
Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan persendian tulang.

TULANG

Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (KARTILAGO) dan tulang keras (= tulang/OSTEON).

Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan (PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit).

Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga. Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
 
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL.
Tulang Keras atau Osteon terbagi menjadi.

- Tulang panjang (tulang pipa)
- Tulang pipih
- Tulang pendek
- Tulang pneumatika

Tulang Pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
-
Bagian ujung yang disebut EPIFISE.
-
Bagian tengah yang disebut DIAFISE.
Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas OSTEOKLAS
(perombak tulang).
-
Di antara epifise dan diafise terdapat CAKRAM EPIFISE (DISCUS EPIPHYSEALIS). Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.

Sumsum Tulang ada dua jenis yaitu :
1. Sumsum tulang merah (MEDULLA OSSIUM RUBBA)
2. Sumsum tulang kuning (MEDULLA OSSIUM FLAVA)

Sabtu, 13 April 2013

JENIS MAKANAN BERBAHAYA UNTUK PERKEMBANGAN OTAK



JENIS MAKANAN BERBAHAYA UNTUK PERKEMBANGAN OTAK | Lemak Trans Bisa Menyebabkan Inflamasi Dan Berkurangnya Suplai Oksigen Ke Otak.


Pola makan yang buruk bukan hanya menyebabkan kita lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular, kulit cepat keriput, tapi juga otak lebih cepat mengalami penurunan fungsi.

Hal itu dibuktikan di Amerika, di daerah yang disebut sebagai "sabuk stroke" akibat tingginya insiden stroke di daerah tersebut. Ternyata, para penduduk di wilayah sabuk stroke ini juga cukup banyak yang menderita demensia.

Memang, demensia yang ditandai dengan kepikunan ini, banyak faktor penyebabnya. Tetapi, faktor gaya hidup seperti kurang berolahraga, konsumsi lemak jahat yang tinggi, juga berkontribusi pada gangguan memori.

Studi teranyar yang membandingkan antara orang sehat dan orang yang menderita gangguan kognitif sedang menemukan, mereka yang mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh (sampai 25 persen dari makanan mereka) serta banyak mengasup karbohidrat, lebih beresiko menderita demensia.

Tentu kita ingin menikmati masa tua dengan sehat dan nyaman, tanpa dihinggapi penyakit. Untuk itu, mulailah menjaga pola makan dengan menghindari makanan berikut, demi otak yang sehat.

  1. Lemak trans

Lemak trans bukan hanya mengubah proses metabolisme dalam tubuh, tapi juga bisa mempercepat proses pengerasan arteri yang berakibat pada penyakit jantung. Pada otak, makanan yang mengandung trans fat akan menyebabkan inflamasi dan berkurangnya suplai oksigen.

  1. Lemak jenuh

Makanan yang mengandung lemak jenuh memang lezat, tetapi dalam jangka panjang makanan ini akan menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah dan menyebabkan inflamasi.
Bila penyempitan ini terjadi pada pembuluh arteri yang memasuk darah ke otak, bisa terjadi demensia.

  1. Gula tambahan

Makanan dan minuman yang sarat akan gula tambahan akan menyebabkan protein dalam tubuh tidak berfungsi dengan sempurna. Dampak lainnya adalah mempercepat penuaan sistem arteri serta membuat kadar insulin melonjak. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4 gram setiap sajian.

  1. Sirup

Semua jenis sirup, seperti halnya gula tambahan, juga akan menyebabkan disfungsi protein, memicu obesitas, serta sindrom metabolik. Sebagai pengganti, pilih bahan-bahan alami yang dapat memberikan rasa manis.

  1. Karbohidrat sederhana

Ada banyak jenis karbohidrat, tetapi bagi sebagaian besar orang Indonesia, rasanya tak lengkap jika belum mengonsumsi nasi meski sudah melahap pizza atau semangkuk mi. Sebaiknya Anda membatasi asupan karbohidrat sederhana, dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks yang kaya serat. Selain memberi rasa kenyang lebih lama, makanan ini menjaga kadar gula darah tetap normal.

My Friends























Kota Bekasi


Kota Bekasi

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban

Geografi

Secara geografis Kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m di atas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, Kabupaten Bekasi di utara dan timur, Kabupaten Bogor di selatan, serta Kota Depok di sebelah barat daya.
Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.

Sejarah


Kota ini sebelumnya merupakan sebuah kecamatan dari Kabupaten Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya pada tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi yang saat itu terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, serta meliputi 18 kelurahan dan 8 desa. Pada tahun 1996 kota administratif Bekasi kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya (sekarang "kota").

Kependudukan


Berdasarkan sensus tahun 2008, kecamatan Bekasi Utara merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 16.008 jiwa/km² dan kecamatan Mustika Jaya dengan kepadatan 4.081 jiwa/km² menjadi yang terendah. Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6 % dari total pencari kerja terdaftar.

Seiring dengan bertambahnya penduduk, beberapa kawasan pemukiman juga turut berkembang, di antaranya Kemang Pratama, Kota Harapan Indah, dan Galaxi City. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 300 ha di kecamatan Bekasi Utara.




Perekonomian

Pada awalnya perekonomian Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.
Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Harapan Indah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi di antaranya Mal Metropolitan (85.500 m²), Mega Bekasi Hypermal, Bekasi Square (65.000 m²), Plaza Pondok Gede, Grand Mal, Bekasi Cyber Park, Bekasi Trade Centre, Citra Gran Mall, Blue Oasis City, Bekasi Junction (14.000 m²), Summarecon Mal Bekasi, Grand Galaxi Park, dan Grand Metropolitan Mall (73.300 m²).
Sementara kontribusi terhadap pendapatan daerah, keberadaan kawasan-kawasan industri di kota ini mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama, diikuti sektor perdagangan, perhotelan, dan restoran. Meskipun sedikit, lahan pertanian yang tersebar di bagian utara kota juga ikut menyumbang terhadap APBD kota Bekasi.

Pemerintahan


Pada tanggal 27 Januari 2008, diselenggarakan pilkada untuk memilih wali kota beserta wakilnya, yang diikuti oleh 3 orang pasangan calon, yaitu : Awing Asmawi-Ronny Hermawan dari Partai Demokrat, Mochtar Mochammad-Rahmat Effendi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, dan gabungan beberapa partai lainnya, serta Ahmad Syaikhu-Kamaludin Djaini dari Partai Keadilan Sejahtera. Pilkada ini dimenangkan oleh pasangan Mochtar Mochammad-Rahmat Effendi yang kemudian dilantik menjadi wali kota dan wakil wali kota Bekasi. Namun sejak Mochtar Mochammad terkandung kasus korupsi, pelaksana tugas walikota Bekasi diemban oleh Rahmat Effendi.

Perwakilan

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009-2014 anggota DPRD kota Bekasi berjumlah 50 orang, yang tersusun atas perwakilan sebelas partai dan terdiri atas 43 lelaki dan 7 perempuan.





Infrastruktur


Untuk melayani warga kota, tersedia bus antarkota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota/Tanah Abang/Tanjung Priok mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah.
Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 14 orang, biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju perumahan di wilayah Kota Bekasi. Sedangkan becak dan ojek masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan.
Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Saat ini sedang direncanakan pembangunan Jalan Tol Becakayu dari Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu, sebagai alternatif Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Sebagai kota satelit Jakarta, tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan antara Jakarta dan Bekasi. Hal ini tidak terlepas dari masalah ruas jalan yang tersedia sudah tidak seimbang dengan mobilitas kendaraan yang melintas. Ditambah rusaknya sebagian besar jalan terutama di wilayah Bekasi Utara.

Layanan publik

Dalam pengolahan sampah, sekitar 35 % dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.
Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi. Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.

Seni Budaya

Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Media Online

1.beritabekasi.co 2. harianbekasi.com 3. bekasikota.go.id 4.radar-bekasi.com 5. ibekasi.com 6. bekasinews.com 7. seputarbekasi.com 8. bekasiraya.com 9.jurnalbekasi.com 10.kabarbekasi.com

Tempat Ibadah


Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi, Masjid Al Azhar Jakapermai, Masjid Agung Bekasi, Masjid Al-Barkah, Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah) dan Gereja Santo Arnoldus.

10 kesalahan yang sering terjadi saat Toefl



TOEFL

A.Cek Subyek dan Predikat (apakah telah lengkap; tidak terjadi pengulangan)

“Check for subject and verb (both present; neither repeated)”

CONTOH KESALAHAN
1. A mother she loves her children very much.
2. Someone telling a story.

Kenapa bisa salah? Semua kalimat panjang komposisinya terdiri dari minimal SUBYEK dan PREDIKAT. Subyek harus merupakan KATA BENDA baik kata benda konkret (table, bus, stone), abstrak dan bentukkan (air, acceptance, politeness, instructor), dan nama/ kata ganti/ pronoun (I, you, he, Andy, Tommy, animals). Predikat bisa berupa kata kerja asli dan bentukkan (go, sleep, whiten, sharpen, encourage), kata kerja penghubung (to be), kata kerja pembantu/ auxiliaries (do, does, did), dan modal (will/ shall, can, may, might, must). Pengembangan kalimat dilakukan dengan mengacu pada kedua unsur tersebut dan modifier yang digunakan harus sesuai dengan bentuk kata dan fungsinya, contoh: kata sifat (adjective) berfungsi untuk menjelaskan kata benda (noun) sedangkan kata keterangan (adverb) berfungsi untuk menerangkan kata kerja (verb).

Perhatikan uraian contoh kesalahan berikut ini.

1. A mother she / loves / her children very much.
S P O

A mother dan she merupakan bentuk kata yang mengacu pada SUBYEK YANG SAMA! yaitu Dia (Perempuan). Keduanya muncul pada posisi SUBYEK dalam sebuah kalimat tunggal dan tentu saja hal ini DILARANG KERAS! Anda harus memilih salah satu yang sesuai, dan dalam konteks kalimat di atas menjadi: A mother loves her children very much.

2. Someone / telling / a story.
Noun Phrase

Someone telling a story adalah sebuah kelompok kata yang merupakan salah satu bagian kalimat (dalam hal ini sebagai noun phrase dan hanya dapat diposisikan sebagai Subyek maupun Obyek) sehingga agar menjadi sebuah kalimat utuh kelompok kata tersebut harus ditambah dengan kata atau unsur lain semisal:

Someone / is telling / a story atau Someone telling a story / is / my father.
S P O S P Complement.


Kenapa bisa begitu? Perhatikan kata telling di atas. Kata tersebut bukan lah kata kerja. KATA KERJA BENTUK –ING SELALU MENSYARATKAN ADANYA TO BE (is, am, are, was, were, be, been). Lebih tepatnya telling diklasifikasikan sebagai GERUND atau PRESENT PARTICIPLE (pembahasan selengkapnya dapat Anda temui dalam Cek Kesalahan VERBAL). Sebagai Gerund, kata tersebut berfungsi sebagai kata benda (Noun) padahal kata benda tidak dapat menempati posisi predikat (kecuali pada konteks tertentu). Sebagai Present Participle kata tersebut berfungsi sebagai kata sifat (Adjective).

B. Cek Keselarasan Kata Kerja, Tenses, dan Bentuk Kata.

“Check verb agreement, tense, and form.”

CONTOH KESALAHAN

1. That student has living here for two years.
2. She is talk about the new TV program.

Kenapa salah?

Pada kalimat pertama, ‘That student has living here for two years’, yang harus dibahas pertama kali adalah adverb of time ‘for two years.’ Dalam konteks kalimat di atas penanda kurun waktu tersebut mensyaratkan penggunaan Present Perfect Continuous/ Progressive tense. Jadi, predikat pada kalimat di atas kurang lengkap karena tidak terdapat to be sebelum verb-ing. Kalimat yang benar adalah, ‘That student has been living here for two years.’


Keselarasan antara subyek tunggal/ jamak dengan bentuk predikat juga harus diwaspadai di sini. Pada kalimat di atas, has tidak dapat digantikan dengan have karena subyek ketiga tunggal pada kalimat-kalimat present mensyaratkan To be (is), Auxiliaries (does) dan (has) serta kata kerja yang ditambah akhiran s/ es (sees, watches, studies).

Pada kalimat kedua, ‘She is talk about the new TV program’, kesalahan terletak pada predikat yang kurang lengkap. To be secara gramatikal harus diikuti oleh verb-ing, past participle (verb 3), noun, adjective, atau adverb. ‘She is talk’ seharusnya ‘She is talking.’

C. Cek kelengkapan anak kalimat

                        Check for full subordination”

CONTOH KESALAHAN
1. Because wanted to learn fast, the girl studied all the time.
2. While watching television, my telephone rang last night.

Kenapa Salah?
Kedua kalimat di atas adalah kalimat kompleks yang tersusun atas induk kalimat dan anak kalimat. Kita selama ini terbiasa menggunakan bahasa sebagai bahasa terucap ketimbang sebagai bahasa tertulis. Akibat proporsi penggunaan bahasa yang tidak seimbang tersebut, ditunjang oleh kemalasan kita untuk belajar, tata bahasa yang kurang sempurna telah menjadi satu ujaran umum di masyarakat kita. Tapi jangan berkecil hati atau bahkan protes! Bahasa adalah salah satu alat komunikasi utama yang tentu saja memiliki ragam penggunaannya. Namun Anda juga harus ingat bahwa kita saat ini sedang membicarakan bahasa sebagai alat komunikasi resmi sehingga tata bahasa lebih diutamakan ketimbang konvensi umum.

Pada kalimat pertama, ‘Because wanted to learn fast, the girl studied all the time,’ yang berfungsi sebagai induk kalimat adalah the girl studied all the time sedangkan anak kalimatnya adalah because wanted to learn fast. Anak kalimat (yang ditandai dengan kata sambung because) tetap harus memiliki komposisi subyek-predikat yang utuh. Pada contoh tersebut anak kalimatnya tidak memiliki subyek; setelah kata sambung because langsung diikuti oleh kata kerja wanted dan secara aturan HAL INI DILARANG KERAS!!! Jika kita menerjemahkan kalimat tersebut ke bahasa Indonesia, hasilnya menjadi ‘Karena ingin cepat memahami, gadis itu belajar sepanjang waktu.’ Kalimat tersebut seolah-olah benar, karena kita biasa mengabaikan struktur kalimat lengkap dan hanya menekankan maksud yang ingin disampaikan. Kalimat yang utuh seharusnya, Because she wanted to learn fast, the girl studied all the time. Yang harus diingat di sini adalah bahwa bahasa tertulis tidak sama dengan bahasa terucap yang dapat saja mengabaikan sebagian struktur penting dan menggantikannya dengan intonasi, bahasa tubuh, dan ekspresi. Jika Anda menerapkan sistem ini pada bahasa tertulis, kemungkinan besar maksud utama yang ingin Anda sampaikan menjadi kabur.

Pada kalimat kedua, ‘While watching television, my telephone rang last night,’ yang berfungsi sebagai induk kalimat adalah my telephone rang last night sedangkan anak kalimatnya adalah while watching television. Berbeda dari kalimat pertama yang memiliki dua subyek yang mengacu pada satu subyek yang sama (yaitu the girl dan she), kalimat kedua memiliki dua subyek yaitu telephone yang ada pada induk kalimat dan sebuah subyek lagi yang seharusnya terdapat di anak kalimat. Agar kalimat tersebut lengkap, subyek harus ditambahkan sehingga kalimat menjadi ‘While I was watching television, my telephone rang last night.’


D. Cek Verbal
                                    Check for verbal
VERBAL (LEBIH JAUH TENTANG ADJECTIVE, NOUN DAN ADVERB)

CONTOH KESALAHAN:
1. This is an interested book.
2. Announcing in all over the world, the declaration is so bombastic.



Kenapa salah?

Verbal adalah kata kerja yang tidak berfungsi sebagai kata kerja. Kata tersebut berfungsi sebagai kata sifat, kata keterangan, dan kata benda. Kedua kalimat di atas menggunakan verbal namun fungsinya tidak sesuai dengan konteks kalimatnya. Kalimat pertama, ‘This is an interested book’ kata bendanya dijelaskan oleh past participle sehingga artinya dalam konteks di atas sangat rancu (Ini adalah sebuah buku yang tertarik). Seharusnya verbal yang digunakan adalah present participle, interesting, sehingga makna yang muncul sesuai dengan konteks kalimat yaitu, ‘Ini adalah sebuah buku yang menarik.’ Penggunaan verbal pada kalimat kedua juga kurang tepat. Untuk konteks kalimat di atas subyek, declaration, secara logis tidak dapat melakukan tindakan announcing karena ia adalah benda mati. Penggunaan past participle lebih tepat sehingga kalimat menjadi ‘Announced in all over the world, the declaration is so bombastic’.

E. Cek pronoun, keselarasan, dan acuan

“Check pronoun form, agreement, and reference”



CONTOH KESALAHAN:
1. It was me who answered the telephone.
2. They want to meet someone who they called before.

Kenapa salah?

Jika pronoun muncul sebelum introductory words that, which, what, who, dan whom, bentuknya harus mencerminkan fungsinya dalam kalimat tersebut. Pada kalimat pertama me seharusnya I karena kata tersebut diikuti oleh introductory word ‘who’ dan kata kerja answered (berarti fungsinya adalah sebagai subyek kalimat). Pada kalimat kedua who seharusnya whom karena kata tersebut mengacu pada someone yang berfungsi sebagai obyek kalimat they called. Untuk mempermudah pemahaman, sebelum who adalah subyek dan sesudahnya adalah kata kerja sedangkan sebelum whom adalah obyek dan sesudahnya adalah subyek.


F. CEK BENTUK KATA (Word Form)

CONTOH KESALAHAN
1. Those children ran quick.
2. After the length roadshow Radiohead, a British band, takes advantages in its album selling.



Kenapa salah?

Pada kalimat pertama kesalahan terletak pada kekeliruan penggunaan kata sifat quick yang dipakai untuk menjelaskan kata kerja run. Secara gramatikal, yang dapat menjelaskan kata kerja adalah kata keterangan, jadi quick seharusnya quickly. Hal yang sama terjadi pada kalimat kedua. Yang digunakan untuk menjelaskan kata benda discussion seharusnya kata sifat long dan bukan kata benda length.

Kata dibagi kedalam: pronoun, noun, adjective, verb, to be (linking verb/ kata kerja penghubung), adverb, preposition, verbal, dsb.

G. Cek Susunan kata (Check word order)

CONTOH KESALAHAN
1. The police officer asked the man what was he doing.
2. I just want to know what will you do.

Kenapa Salah?

Kedua kalimat di atas merupakan kalimat pernyataan dan susunan kalimat pernyataan tidak sama dengan kalimat pertanyaan yang menempatkan kata kerja sebelum subyek dan menambah tanda tanya di akhir kalimat. Kedua kalimat tersebut seharusnya menjadi ‘The police officer asked the man what he was doing’ dan ‘I just want to know what you will do.’

H. Cek struktur berulang/ parallel (Check for parallel structure)

CONTOH KESALAHAN
1. He likes to swim, to play tennis, and riding horses.
2. He has failed because he did the test carelessly and because of his ignorance.

Kenapa salah?

Semua struktur berulang harus memperhatikan keselarasan bentuk kata, frasa, maupun klausa yang tersusun dalam kalimat tersebut. Pada kalimat pertama, penggunaan to infinitive seharusnya tidak dicampurkan dengan gerund, meskipun kedua verbal tersebut kebanyakan dapat saling menggantikan. Kalimat pertama seharusnya, He likes to swim, to play tennis, and to ride horses. Pada kalimat kedua, ketidaksesuaian perulangan terjadi pada komposisi yang lebih panjang. Klausa because he did the test carelessly seharusnya diikuti oleh klausa pula dan bukan oleh frasa because of his ignorance. Kalimat yang baik seharusnya, He has failed because he did the test carelessly and because he was ignorant.




I. Cek pengulangan kata, frasa, dan klausa (Check for unnecessary repetition)


CONTOH KESALAHAN
1. He is a very fast and quick runner.
2. They hardly cannot do the test.


Kenapa salah?

Baik pada kalimat pertama maupun kedua terdapat pengulangan makna yang seharusnya tidak diperlukan. Fast dan quick pada kalimat pertama mengacu pada arti yang sama, begitu pula dengan hardly dan cannot pada kalimat kedua. Pengulangan dapat berupa pengulangan kata, frasa, maupun klausa yang kesemuanya harus dihindari agar kalimat menjadi efektif. Berikut ini contoh kata, frasa, dan klausa yang memiliki kesamaan makna.

J. Cek ketepatan fungsi (Check for correct usage)

CONTOH KESALAHAN
1. She is interested for learning Arabic.
2. We need an unity to gain the best opportunity.

Kenapa salah?

Pada kalimat pertama, kata interested seharusnya diikuti oleh preposisi in dan bukan for. Pada kalimat kedua, article ‘an’ harus diikuti oleh bunyi (bukan huruf) vokal dan dalam kalimat di atas yang mengikuti an adalah bunyi konsonan. An seharusnya a. Kesalahan dalam penerapan fungsi tersebut tidak hanya pada article tapi juga pada kosa kata yang memiliki kemiripan tulisan, bunyi, maupun arti yang biasanya berbeda secara konteks.

LICHEN ( Liken )

What is a Lichen ??

A lichen is a symbiosis. That means that it is two or more organisms living together such that both are more successful within the partnership than they would have been if they were living on their own. With lichens the basic components of this partnership are 1) a fungus called the 'mycobiont' and 2) one or more algae and/or a cyanobacteria called the 'photobiont'.



 

  The true nature of the symbiosis between this two partners is still being debated by scientists and some would maintain that the fungus is a parasite on the photobiont. However, in many cases, the algae in question cannot survive alone in the habitat occupied by the lichen any more than the unattached fungi can, so it is not realistic to use the term parasite.
The fungal partners are mostly (over 95%) Ascomycetes. Most of the rest are Basidiomycetes. As far as science has been able to discover few if any of the fungi involved can survive and reproduce in the wild on their own. Each lichen species contains a different species of fungi and so it is according to the species of fungi that lichens are classified. This classification is generally based on characteristics of the thallus and reproductive organs. There are between 13500 and 17000 species of lichen depending on whose classification you believe. About 20% of fungal species are involved in lichen partnerships.

 The algal partners are far less numerous than fungal partners. In other words any given species of algae will probably form part of several if not many different lichens. Many, if not all the algal partners can exist on their own in some habitats, however, normally when part of a lichen they have a much greater distribution.

Who Benefits






 he fungal partner benefits by getting sugars, its only nutriment from the algae which being green synthesises sugars through photosynthesis. The algal partner gets protection as the fungi normally forms the outer surface. This protection is against the weather mostly, it results in the algae having a more stable and constant environment to live in allowing it to grow better. The fungi collects the sugars by means of special hyphae called appressoria or haustoria which contact the wall of the algal cells. The fungi may produce a substance which increases the permeability of the algal cell walls such that they cells lose as much as 80% of the sugars that they produce. The sugars pass into the algal hyphae through diffusion.


Morphology

  

 Morphologically, lichens are made up of a few distinct characters. The most obvious is the thallus. The form of the thallus is a result of the fungal species involved. The thallus is the body of the lichen. Most of what you see, if it isn't reproductive structures, is thallus. The fungal hyphae (filaments) branch and then fuse together (anastomose) when they meet to form a mesh of hair-like threads. The top surface is normally a layer of tightly packed hyphae called a 'cortex'. Below this is the algal layer where the photobiont lives. Below this is the medulla an area of loose hyphae in which nutrients are stored. Sometimes a lower cortex exists, in others the medulla rests on the surface. In crustose and squamulose lichens there is no lower cortex. In foliose lichens there is a lower cortex and in fruticose lichens the lower cortex is replaced by a central one.
Filamentous lichens are totally different. They consist of chains of algal cells wrapped around with fungal hyphae. Because nature was not designed to fit into our classification schemes some things inevitably to do not fit. In lichens it is the genus Cladonia. Cladonia are a successful group of lichens which have a primary thallus and a secondary thallus. The primary thallus is small and clings closely to the substrate while the secondary thallus is a shrubby growth like fruticose lichens. Once the lichen is established the primary thallus often dies off.


Crustose Lichens

Crustose lichens, as their name implies, form a crust on the surface of the substrate on which they are growing. This crust can be quite thick and granular or actually embedded within the substrate. In this latter case the fruiting bodies still rise above the surface. In many crustose lichens the surface of the thallus breaks up into a cellular, crazy-paving like pattern. Crustose lichens tend to grow out from their edges and have their fruiting bodies in their centre. Crustose lichens are very difficult to remove from their substrates.
 
 

Squamulose lichens


 
  Some lichens have a portion of their thallus lifted off the substrate to form 'squamules'. They are otherwise similar to crustose lichens in that they possess an upper cortex but no lower cortex.
 
 
 

Foliose Lichens


 
  These have an upper and lower cortex. They are generally raised to some extent above the substrate but connected to it by rhizines (specialised root-like hyphae). They are easier to remove from their substrate when collecting because of this.
 
 
 
 
 
 

Fruticose Lichens


 
  Fruticose lichens are shrubby lichens. They are attached to their substrate by a single point and rise, or more usually, dangle from this. Some foliose lichens can be stubby like fruticose lichens, however, close examination will reveal that the algal part exists only on one side of the flattish thallus whereas in fruticose lichens it exists as a ring around the thallus, even when it is flattened as in Ramalina sp.
 
 
 
 
 
 
 
 

Leprose Lichens


  Leprose lichens are an odd group of lichens which have never been observed to produce fruiting bodies. Because knowledge of the form of the fruiting bodies is essential to the identification of fungi, these lichens have not yet been identified properly, or at least not yet given full scientific names. These fungi not only lack an inner cortex, but also lack an outer one, i.e. no cortex, only an algal cell layer and sometimes a weakly defined medulla.